Karena dia kaya.. dia bisa mendapatkan segalanya..
dia cantik, dan hampir sempurna..
aku menganggap dia hebat..
karena dia pintar, dia bisa berkomunikasi dengan siapapun..
karena dia mudah bersosialisasi, dia suksess mengenal siapun..
dia suksess menjadi orang populer..
tapi ditengah-tengah segalanya..
sifat buruknya terkubur dibalik sinarannya..
dia egois, buruk, jahat..
dia dan mereka berani berbuat, tapi tak berani bertanggung jawab..
seenaknya menuai..
seenaknya menabur,,
keji, dan kejam..
menganggap orang lain seperti sampah yang dapat dengan mudah diurai..
sehingga dia dan mereka menganggap semua masalah telah selesai..
padahal masalah itu ada di ambang masalah..
dia dan mereka hanya berani bergerombol..
dan mengancam aku untuk sendiri, tak boleh ada sanak..
aku dianggap rentenir..
dianggap debu kotor..
dia dan mereka berlagak polos..
bermuka dua, meski tak di tutup..
menganggap masalah dapat diatasi..
tapi sebenarnya tak mampu..
membuat orang lain muak, dengan segala omong kosong mereka..
menganggap uang itu mudah..
tapi sesungguhnya mereka miskin..
tak dapat meyelesaikan sesuatu dengan begitu mudahnya..
dia dan mereka memang kaya...
tetapi mereka duafa..
karena pelit untuk mengganti sesuatu yang mereka hilangkan..
dia dan mereka selalu berlari diatas problema..
tapi sebenarnya mereka dikejar, oleh kebaikan yang tak ada ujung..
dikutip dari: Puisi Gadis Jakarta
No comments:
Post a Comment